My Beloved Family

My Beloved Family
"The love of a family is life's greatest blessing" -anonim-

Saturday, August 1

Implementasi Filsafat dalam IPTEK



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat sangat erat kaitannya satu sama lain. Dalam perkembangannya, ilmu lahir dari filsafat dan menghasilkan suatu produk yaitu teknologi. Dalam hakikat manusa yang selalu ingin mengetahui, terdapat dua alasan mendasar yaitu mengetahui hanya untuk sekedar tahu sebagai kepuasan pribadi dan mengetahui untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan peradaban manusia yang ada pada saat ini merupakan bentuk desakan dari pengaruh-pengaruh berkembangnya aspek di masa lalu. Manusia dalam hakikatnya selalu melahirkan ide dan inovasi terbaru untuk diaplikasikan terhadap kehidupannya agar menjadi lebih baik. Dari sinilah cara berfikir memiliki peran yang penting dalam perkembangan peradaban. Dan cara berfikir manusia berkaitan dengan filsafat dimana dengan berfilsafat akan terbentuk suatu sistem berpikir atau cara berpikir yang terbuka.
Filsafat hadir sebagai sarana pemikiran untuk menjadikan manusia lebih berfikir kritis dan berkeinginan untuk mengetahui suatu kebenaran. Dari pengalaman mencari tahu tersebut muncullah ilmu pengetahuan dan untuk memperoleh pengetahuan manusia berpikir terus menerus serta tidak pernah puas mencari kebenaran. Oleh karena itu segala hasil pengetahuan selalu bersifat sementara dan terbuka. Filsafat dapat dikatakan sebagai dasar dari segala ilmu dimana filsafat berperan dalam menciptakan ilmu pegetahuan itu sendiri hingga mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut dalam bentuk teknologi.
Dewasa ini peran filsafat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memang sudah tidak bisa dipungkiri keberadaannya dan menarik untuk dikaji. Melalui filsafat, keyakinan yang ada dapat dikembangkan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar ilmu pengetahuan yang pada akhirnya dapat dibuktikan berdasarkan rasionalitas yang empiris dalam bentuk produk teknologi. Melalui makalah ini, penulis akan mencoba membahas lebih jauh mengenai pengertian dan fungsi filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sebagai kajian filsafat serta implementasi filsafat pada ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

1.2  Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibut rumusan masalah sebagai berikut :
1. Pengertian dan Fungsi Filsafat
2. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sebagai Kajian Filsafat
3. Implementasi Filsafat pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB 1I
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Fungsi Filsafat
Terdapat banyak pengertian menganai filsafat itu sendiri. Secara etimologis, filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia. Philos berarti suka, cinta, atau kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Sophia artinya kebijaksanaan. Dengan demikian, secara sederhana, filsafat dapat diartikan cinta atau kecenderungan pada kebijaksanaan (loving of wisodm). Secara garis besar, filsafat merupakan studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat berasal dari adanya rasa keheranan, kesangsian serta kesadaran akan keterbatasan. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu dan memberikan argumentasi serta alasan yang tepat untuk solusi tersebut. Sehingga filsafat lebih ke arah bagaimana manusia berfikir kritis.
Filsafat merupakan induk dari berbagai cabang ilmu dimana studi filsafat dapat menjadikan manusia mampu menangani dan menjawab berbagai pertanyaan mendasar yang timbul di dalam kehidupan sehari-hari sehingga filsafat juga dikenal sebagai art vitae atau seni kehidupan. Kendati filsafat dikatakan sebagai induk dari berbagai ilmu pengetahuan, namun filsafat dapat dikatakan berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lainnya. Setiap ilmu pengetahuan mempunyai obyek tersendiri dan metode pendekatan khusus sesuai dengan ciri ilmu dan tujuan yang mau dicapai ilmu bersangkutan, dan apabila tujuan dari suatu ilmu sudah tercapai, maka ilmu itu akan berhenti disana. Oleh karena itu ilmu yang satu berbeda dengan ilmu lainnya.  Sedangkan filsafat bersifat totalitas atau menggali secara radikal dan menyeluruh terhadap suatu obyek, sehingga hakikatnya akan bertanya terus menerus dan senantiasa memperdalam ketidak tahuan.
Filsafat berperan sebagai upaya yang bersifat pendobrakan, pembebasan dan pembimbingan agar tidak terjebak ke arah yang tidak benar. Selain itu filsafat juga berperan untuk mendorong bepikir kritis, mengubah pola pikir dari tidak tahu menjadi tahu serta mempertahankan keingintahuan terhadap hal yang lainnya. Salah satu cabang filsafat adalah epistemologi (teori pengetahuan), yang berasal dari bahasa yunani, episteme yang diartikan pengetahuan dan kebenaran sedangkan logos yang berarti pikiran atau teori. Epistimologi secara etimologi dapat diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar atau theory of knowledge. Epistemologi ini beranjak dari pertanyaan dasar mengenai apa saja yang diketahui manusia. Dari pertanyaan tersebut membuat manusia selalu berpikir dan mencari tahu kebenaran.
Dari rasa keingintahuan tersebut, menjadikan filsafat sebagai aspek penting dalam pembentukan pola pikir dimana menghasilkan berbagai fungsi dan manfaat diantaranya adalah menuntun manusia mendalami tentang manusia itu sendiri seperti beyond body, mind, soul hingga keingtahuan terhadap hal lain di luar kasat mata manusia. Filsafat juga berfungsi untuk menganalisis dan mengkritisi argumentasi, pendapat idiologi dan pandangan dunia mengeni hal apapun. Dan yang pasti, filsafat juga berfungsi sebagai pendasaran metodis dan wawasan mendalam yang kritis terhadap ilmu pengetahuan. Sedangkan menurut Ismaun (2001) fungsi filsafat adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah.
Berbagai macam fungsi dan manfaat filsafat yang bisa dijabarkan sehingga filsafat itu sendiri menjadi suatu bidang ilmu yang wajib diajarkan di berbagai tingkat akademik terutama di perguruan tinggi. Dengan mengimplementasikan filsafat dalam pendidikan akan dapat mematangkan pandangan dan pola pikir civitas akademis, terutama mahasiswa sehingga akan mengarahkan mahasiswa kepada pola tingkah laku (actus hominis) dan berpandangan ilmiah, beretika yang benar, sebagai usaha untuk menciptakan masyarakat dunia yang manusiawi.



2.2 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sebagai Kajian Filsafat
Seperti yang kita ketahui, teknologi sudah ada dan digunakan manusia dalam berbagai aspek kehidupan sejak dulu. Teknologi ada dan digunakan karena manusia dibekali akal dan pikiran untuk mengembangkannya. Di dalam kehidupannya manusia selalu menemui hambatan dan kesulitan. Dengan memaksimalkan akalnya tersebut manusia ingin keluar dan mengatasi segala hambatan yang ada sehingga mendapatkan hidup yang lebih baik, aman dan selaras. Perkembangan ilmu dan pengetahuan tersebut banyak membawa manfaat bagi peradaban manusia.
Perkembangan ilmu selalu berlanjut sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini disebabkan rasa ingin tahu manusia yang besar dan juga karena alam yang dinamis dan selalu berubah. Semua perkembangan ini juga mempengaruhi perkembangan teknologi dan berbagai aspek dalam kehidupan manusia dan mendatangkan efek-efek baru, contohnya pada era globalisasi saat ini. Jika manusia tidak berpikir dinamis kemungkinan dia akan tertinggal, tetapi jika dia berpikir untuk terus maju dan komprehensi maka akan terciptalah actus hominis.
Searah dengan perkembangan tersebut, berbagai kemudahan diperoleh. Jenis pekerjaan yang hanya mampu diselesaikan oleh kekuatan fisik, kini mulai tergantikan oleh perangkat mesin otomatis. Demikian juga dengan ditemukannnya formulasi-formulasi sofware dan perangkat komputer yang sudah dapat dikatakan mampu menggeser pemikiran dan otak manusia. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Begitu banyak contoh nyata manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia ini.
Tidak bisa dipungkiri, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dipungkiri dan dihindari dalam kehidupan ini. Kemajuan teknologi akan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Namun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak hanya memberikan manfaat positif namun juga di satu sisi menimbulkan dampak negatif. Dan dari sinilah filsafat berperan. Filsafat dan ilmu pengetahuan merpakan dua hal yang saling terkait satu sama lain, baik secara substantial maupun historis karena kelahiran ilmu itu tidak lepas dari peranan filsafat. Sebaliknya, perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat itu sendiri.
Disamping berkembang pesatnya ilmu dan pengetahuan, rasa kekhawatiran akan berubahnya peran manusia pun muncul. Timbul kekhawatiran akan hilangnya eksistensi manusia yang tanpa sadar justru dapat menjadikan manusia sebagai budak teknologi. Hakikatnya, ilmu pengetahuan dan teknologi dipelajari untuk mengembangkan dan memperkokoh eksistensi manusia, dan bukan sebaliknya. Karena itu filsafat berusaha mengembalikan ruh dan tujuan luhur ilmu agar tidak menjadi boomerang bagi kehidupan manusia sekaligus mempertegas bahwa ilmu dan teknologi bukan tujuan utamaOleh sebab itu, diperlukan tanggung jawab dan etika yang dapat mengontrol kegiatan dan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ilmu bersifat pasteriori yaitu kesimpulannya ditarik setelah pengujian-pengujian secara berulang-ulang. Sedangkan filsafat bersifat apriori yakni kesimpulan-kesimpulannya adanya data empiris seperti yang dituntut ilmu. Filsafat merupakan pembuka lahirnya ilmu sehingga filsafat di sebut dengan induk ilmu.

2.3 Implementasi Filsafat pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Seperti yang telah dijelaskan dalam dua sub bab sebelumya bahwa filsafat dan iptek memiliki kaitan yang sangat erat satu sama lain. Filsafat merupakan dasar pemikiran yang melahirkan ilmu pengetahuan yang nantinya berkembang dan menghasilkan produk berupa teknologi. Teknologi digunakan manusia sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhannya. Dapat ditemui berbagai implementasi atau bentuk nyata penerapan filsafat pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Filsafat medorong pola pikir manusia untuk lebih kritis dalam mencari tahu suatu kebenaran. Untuk mempelajari yang dalam menjadi lebih dalam sehingga filsafat memberi nilai terhadap perkembangan itu sendiri.
Studi mengenai filsafat tidak hanya terbatas pada obyek yang ada atau nyata dan kasat mata, namun juga terhadap obyek yang mungkin ada. Dalam hal ini obyek yang kasat mata dan tidak bisa dijelaskan secara rasionalitas. Misalnya mengenai konsep ketuhanan. Di dalam filsafat, kebenaran tidak hanya sebatas pada kebenaran yang kasat mata secaa metafisika, tapi jua terdapat kebenaran yang bersifat kasat mata. Implentasi filsafat pada ilmu pengetahuan dan teknologi salah satunya yaitu dengan munculnya konsep ketuhanan. Konsep ketuhanan muncul karen adanya kepercayaan terhadap tuhan sebagai pusat kekuatan maha dasyat. Kepercayaan tersebut timbul dan merupakan suatu pola pikir yang hanya dapat dilihat oleh soseorang yang berhasil mengembangkan ilmu filsafat dengan baik. Dengan adanya keinginan mencari kebenaran, membawa dan menimbulkan suatu pola pikir manusia.
Dengan berfilsafat, manusia terus berupaya mengembangakan pemikirannya secaa kritis untuk mencari tahu hal yang tidak diketahui hingga sampai kepada bagaimana membuktikan berdasarkan rasionalias yang empiris. Dari sanalah muncul dan lahir berbagai cabang ilmu pengetahuan berdasarkan pengalaman manusia yang bertumpu pada kenyataan obyektif maupun pengetahuan yang terjadi tanpa adanya pengalaman. Pengetahuan yang terjadi tanpa adanya pengalaman tersebut timbul dengan pola pikir manusia yang melibatkan indra maupun batin. Filsafat membantu mengembangkan pola pikir secara batin tersebut dimana pemikiran semacam itu lebih banyak terjadi pada hal-hal yang jauh pada rasionalitas manusia. Misalnya pada cabang ilmu pengetahuan tradisional. Lalu dimana filsafat berperan dalam ilmu pengetahuan tradisional ini?
Filsafat pada ilmu pengetahuan tradisional digunakan untuk menstandariasi atau untuk menciptakan ilmu pengetahuan tradisional itu sendiri. Melibatkan pencarian secara harfiah hingga pengembangan akhir berupa produk teknologi. Jadi dapat dikatakan, filsafat tidak hanya membentuk, melahirkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, namun filsafat juga berperan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut hingga menghasilkan produk pengembangan lmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang. Keinginan manusia untuk menigkatkan taraf kehidupan dan peradabannya menjadi lebih baik, mendorong manusia untuk lebih berfikir kritis menciptakan berbagai kemudahan dan inovasi. Dengan memahami filsafat, manusia juga dapat berpikir komprehensif yaitu berpikir secara menyeluruh dan radikal dalam membangun pengetahuan, sehingga dia akan bersikap dinamis dan terbuka terhadap lingkungan dan perkembangan iptek yang akan membuat pengetahuannya menjadi luas.
Setiap pengetahuan selalu mengandung kebenaran dan suatu kebenaran tersebut harus dicari kepastian atau kesahihan kebenarannya. Kita ketahui bahwa ada dua macam kebenaran yaitu kebenaran empiris dan logis, dimana ada tiga sifat dasar kebenaran ilmiah; pertama, struktur kebenaran ilmiah bersifat rasional-logis atau dapat dipahami dengan baik oleh akal budi, kedua harus berisi empiris artinya harus diuji dengan kenyataan yang ada, dan ketiga, sifat pragmatis yang menggabungkan dua sifat kebenaran di atas serta dapat berguna dalam memecahkan permasalahan.
Filsafat juga berperan dalam pembentukan karakter dimana filsafat mendorong pola pikir dan pemahaman manusia akan suatu hal yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-harinya. Kebiasaan sehari-hari itulah yang membentuk suatu karakter dimana pembentukan karakter tersebut disertai pendidikan karakter yang berdasarkan teladan yang baik. Pemikiran positif dan teladan yang baik nantinya dapat menjadikan manusia untuk mampu membedakan yang baik dan yang buruk dimana sangat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Penerapan ilmu pengetahuan selalu memerlukan pertimbangan-pertimbangan dari dimensi etis yang mempengaruhi pengembangan ilmu pengetahuan ke depannya. Tanggung jawab etis selalu berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Filsafat tidak berdiri sendiri, namun juga berkembang sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai contoh dalam pengembangan persenjataan nuklir. Filsafat digunakan sebagai dasar pemikiran yang menciptakan pengembangan sekaligus digunakan sebagai kontrol teknologi tersebut. Manusia yang dapat berfilsafat dengan baik atau memiliki filosofi yang handal, akan dapat mengontrol dirinya bahwa teknologi persenjataan nuklir yang diciptakannya meruapakan bentuk teknologi yang dapat digunakan untuk kemaslahatan umat, dalam hal ini hanya digunakan untuk menciptakan perdamaian dan keamanan diri dari ancaman yang terjadi di luar. Faktor-faktor lain akan ikut dipertimbangkan seperti keharusan untuk memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, menjaga keseimbangan ekosistem, bertanggung jawab pada kepentingan umum. Pada intinya ilmu pengetahuan dan teknologi dipelajari untuk mengembangkan dan memperkokoh eksistensi manusia, dan bukan sebaliknya. Namun bagi seseorang yang tidak mampu memahami filsafat dengan baik, maka yang timbul adalah perbudakan oleh teknologi itu sendiri yang nantinya berujung pada penyimpangan penggunaan teknologi yang jauh pada kemaslahatan umat.
Keberadaan alam dan seisinya merupakan implementasi dari pola pemikiran manusia akan adanya sang pencipta. Di sini filsafat kembali berperan untuk mengarahkan manusia mengenai kebenaran yang kasat mata. Alam dan seisinya menawarkan berbagai rasa keingintahuan sekaligus sebagai sarana dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Alam tidak berdiri sendiri namun terdapat kekuatan dahsyat yang mampu mengendalikan kekuatannya jauh di atas batas rasionalitas sekalipun. Sebagai contoh dalam peristiwa kecelakaan penerbangan Air Asia QZ8501. Segala macam teknologi mutakhir sudah diterapkan untuk menerbangkan pesawat dan memprediksi segala kemungkinan dan hambatan yang bisa dihadapi, salah satunya prediksi akan cuaca. Manusia juga sudah menerapkan solusi akan berbagai hal, namun peristiwa kecelakaan tersebut masih bisa terjadi. Mengapa?
Di sini pola pikir manusia teruji, filsafat memang mengantarkan pada pemikiran perkembangan teknologi hingga ke sebab akibat dan prediksi yang mungkin terjadi secara akurat yang bisa dijelaskan oleh rasionalitas yang emipiris namun hars diingat. Manusai memiliki keterbatasan. Bagaimanapun manusia memaksimalkan kemampuannya untuk mengembangakan teknologi dan segala macam hal yang mampu memudahkan kehidupannya, namun masih terdapat beberapa hal-hal yang tidak bisa dikontrol dan jauh dari rasionalitas manusia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat kekuatan yang mengatur dan  kepercayaan-kepercayaan irrasional inilah yang akhirnya menumbuhkan konsep ketuhanan dimana terdapat kepercaayaan tentang adanya sang pencipta yang menciptakan dan mengendalikan alam dan seisinya, bahkan menciptakan akal manusia yang ternyata memiliki batasan. Jadi, begitu banyak implementasi filsafat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi karena memang filsafat digunakan sebagai landasan pola pikir lahirnya ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologi.

BAB III
ANALISIS DAN KESIMPULAN

Setelah pembahasan yang dijabarkan pada bab sebelumnya, kemudian pada bab ini penulis akan menganalisa implementasi filsafat padailmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) itu sendiri. Filsafat hadir suatu cabang ilmu yang digunakan sebagai sarana pemikiran yang dapat mendorong manusia untuk lebih berfikir kritis dan berkeinginan untuk mengetahui suatu kebenaran yang terus timbul tanpa batas. Dengan adanya keinginan tersebut, maka muncullah berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan untuk memudahkan kehidupan manusia dan meningkatkan peradaban. Sehingga dapat dikatakan filsafat merupakan induk dari semua cabang ilmu dimana berperan dalam melahirkan ilmu itu sendiri, pengembangan hingga ke pengendalian.
Apabila dijabarkan lebih jauh, fungsi filsafat tidak hanya sebgaai landasan namun juga menuntun manusia mendalami tentang manusia itu sendiri seperti beyond body, mind, soul hingga keingtahuan terhadap hal lain di luar kasat mata manusia. Filsafat juga berfungsi untuk menganalisis dan mengkritisi argumentasi, pendapat idiologi dan pandangan dunia mengeni hal apapun. Dan yang pasti, filsafat juga berfungsi sebagai pendasaran metodis dan wawasan mendalam yang kritis terhadap ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi digunakan sebagai kajian filsafat karena memang terdapat hubungan timbal balik dari keduanya. Filsafat membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebaliknya, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat diaplikasikan secara baik dan benar tanpa filsafat. Artinya filsafat bereperan menentukan pola pikir dan pembentukan karakter manusia agar tidak diperbudak dan dibodohi oleh perkembangan teknologi yang mereka ciptakan sendiri.
Efektifitas dari ilmu pengetahuan memang tidak diragukan lagi. Ilmu pengetahuan dapat memberikan harapan, menawarkan kemungkinan-kemunginan kesejahteraan hidup yang jauh lebih besar bagi umat manusia hingga pada kemakmuran material ang akan dapat mencipakan kemurahan hati. Manusia yang berpikir filsafati, diharapkan bisa memahami filosofi kehidupan, mendalami unsur-unsur pokok dari ilmu yang ditekuninya secara menyeluruh sehingga lebih arif dalam memahami sumber, hakikat dan tujuan dari ilmu yang ditekuninya, termasuk pemanfaatannya bagi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA :
Bakker, J. W. M., Filsafat Kebudayaan (sebuah pengantar), cet. ke-12 (Yogyakarta: Kanisius, 2004).
Maulana I. Pengetahuan Lokal dalam Epistemologi Relasional : Kajian Filsafat Kebudayaan. Volume 21. 2007. p 1-9.
Montolalu, John, Filsafat Ilmu (Catatan Kuliah Untuk Mahasiswa), (Pineleng: STF-SP, 2007).
Natsir, Muh. Prinsip-Prinsip Epistimologi dan Implementasinya terhadap Perembangan IPTEK Menurut Pandangan Murtadha Muthahhari. Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik, (Sumatra Selatan, 2012)
Noeng, Muhajir. Filsafat Ilmu Kualitatif dan Kuantitatif untuk Pengembangan Ilmu dan Penelitian. Rake Serasin, (Yogyakarta, 2006).
Magnis-Suseno, Franz, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis, (Yogyakarta: Kanisius, 1992).

Online referensi : diakses pada tanggal 4 Januari 2014

3 komentar:

mega99 said...

terima kasih atas ilmunya. sangat bermanfaat buat referensi tugas filsafat. good job :-)

Unknown said...

terima kasih

Unknown said...

Terima kasih banyak untuk sumbangsih tulisannya. Sangat bagus... dan mohon ijin untuk saya jadikan referensi dalam laporan tugas perkulihan saya. Wassalam Alaikum Wr. Wb.

Post a Comment