Mata Kuliah : FILSAFAT ILMU
Tanggal : 8 Desember 2014
Ilmu pengetahuan dan life-world merupakan dua hal yang berkaitan satu
sama lain. Ilmu pengetahuan merupakan fakta dan dunia yang universal sedagkan
life-world merupakan pengalaman manusia ketika lahir, hidup hingga mati dan
termasuk dunia sehari-hari yang subyektif, praktis dan situasional. Manusia
memang hidup di dua dunia tersebut sehingga kemudian muncul persoalan apa
dampak ilmu pengetahuan terhadap life-world atau tradisi pemikiran dan tindakan
kita. Apakah menghasilkan enlightened thinking and action dari manusia
modern sekarang ini? Dampak ilmu pengetahuan terhadap life-world dapat
disklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu dampak Intelektual dan dampak
sosial praktis.
Di dalam dampak intelektual dijelaskan bahwa dengan sistem berfikir
rasional, ilmu pengetahuan menjadi sebab terdalam dari lenyapnya banyak
kepercayaan tradisional. Kepercayaan tradisional yang dimaksud di sini umumnya adalah
kepercayaan tradisional bersifat takhayul dan didukung kuat oleh moralitas
agama yang sempit misalnya penyakit yang dianggap berkaitan dengan sihir dan
sebagainya. Umumnya terdapat 4 hal baru dari ilmu pengetahuan yang menyebabkan
lenyapnya kepercayaan-kepercayaan tradisional. Yang pertama adalah pengamatan
lawan otoritas. Ilmu pengetahuan memang merintis jalan kepada kemandrian dalam
berfikir berdasarkan pengamatan terhadap gejala-gejala alam atau sosial. Sikap
menghargai pengamatan, sebagai lawan tradisi atau otoritas adalah sulit namun
ilmu pengetahuan menuntut agar orang tidak mudah percaya begitu saja pada
tradisi atau otoritas tetapi percaya pada pengamatan dengan teknik-teknik yang rasional.
Kedua yaitu otonomi dunia fisik. Selain percaya padapengamatan sendiri,
ilmu pengetahuan juga berangkat dari suatu filosofi tentang alam sebagai suatu
yang otonom, yang memiliki hukumnya sendiri. Dunia fisik yang mengikuti
hukum-hukum fisika, tidak ada pengaruh roh-roh halus yang banyak dianut banyak
agama tradisional akan lenyap dengan sendirinya jika ilmu pengetahuan diterima
secara konsekuen. Dunia fisik dan dunia organis berkembang menurut regularitas
tertentu dan pada gilirannya mempertegas sifat otonomi dari dunia fisik dan
organis. Ketiga yaitu disingkirkannya konsep tujuan. Ilmu pengetahuan akan
lebih memperhatikan konsep kausalitas dari pada konsep konsep finalitas karena
bagi ilmu pengetahuan, masa lampau lebih penting dari masa depan sebab final
tidak diberi tempat dalam pandangan ilmiah tentang dunia. Yang keempat yaitu
tempat manusia dalam alam. Ilmu pengetahuan tidak segan-segan menjelaskan bahwa
manusia tidak banyak artinya dalam alam semesta. Justru ilmu pengetahuan dapat
mengangkat manusia karena dengan ilmu pengetahuan manusia dapat berbuat banyak.
Dampak yang kedua adalah dampak sosial praktis. Di sini dijelaskan
bahwa ilmu pengetahuan memungkinkan kita melakukan berbagai hal seperti memprediksi
munculya suatu akibat setelah mengetahui sebab yang memungkinkan pula
dilakukannya antsipasi hingga manipulasi. Ilmu pengetahuan juga bermanfaat
untuk memperbesar kekuasaan manusia. Teori-teori dan teknik ilmiah digunakan
sebagai instrumen untuk meningkatkan kekuasaan manusia atas alam dan atas
masyarakat. Kekuatan teknik ilmiah itu semakin nyata ketika dikembangkan dalam
interaksi komunitas manusia tetapi kemampuan untuk mengontrol alam dengan ilmu
pengetahuan masih dipertanyaakan sehingga timbul keraguan apakah ilmu
pengetahuan ilmu pengetahuan, pendidikan ilmiah dan akademik mampu menghasilkan
manusia yang enlightened?
Pertanyaan tersebut dapat terjawab dengan dua teori yang saling
bertentangan satu sama lain yaitu teori Marx dan Hans Freyer. Marx melihat dari
sisi kapitalisme dimana melalui kapitalisme Marx percaya bahwa melalui sistem
kapitalis, dengan kontrol teknik, kehidupan sosial akan semakin rasional dan
individu-individu di dalamnya dapat menjadi lebih enlightened. Namun
pada kenyataannya masyarakat yang bebas bukanlah masyarakat yang ditentukan
oleh penguasaan teknik ilmiah. Sebaliknya harus ditempatkan dalam kondisi
dimana ada komunikasi antara warga. Sedangkan Hans justru melihat teknologi
sebagai suatu kekuatan independen yang memiliki metode dan tujuan yang unforseen
yang pada dasarnya selalu memperbaharu dirinya sehingga mampu menjawab
aspirasi-aspirasi manusia yang mendalam. Namun secara tidak langsung asumsi ini
menyangkal fakta historis bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
membutuhkan komunikasi antara kepentingan dalam masyarakat. Pada akhirnya kita
dapat menyimpulkan bahwa teknologi tidak dengan sendirinya menghasilkan suatu
masyarakat yang enlightened namun
juga memperbesar kontrol kita terhadap alam , masyarakat dan diri kita sendiri.
Dampak negatif perkembangan teknologi tetap ada. Ada kemungkinan
perkembangan teknologi tesebut justru digunakan untuk melayani nafsu akan
kekuasaan atau keinginan irrasional untuk mendominasi. Nafsu ini hanya dapat diatasi
dengan mengembangkan suatu proses pengambilan keputusan berdasarkan diskusi
yang bebas dari berbagai macam bentuk dominasi. Namun proses pengambilan
keputusan ini mengandaikan satu hal, yaitu bahwa setiap orang mengembangkan
diri sesuai dengan tuntutan masyarakat ilmiah pada umumnya yaitu taat pada
rasio atau disebut watak intelektual dimana ciri-cirinya adalah adanya
keinginan untuk mengetahui fakta-fakta penting dan keengganan untuk menyetujui
ilusi-ilusi yang menyenangkan dan menjunjung tinggi keterbukaan dan kejujuran
ilmiah yang didasarkan pada pengamatan.
Efektifitas dari ilmu pengetahuan memang tidak diragukan lagi. Ilmu
pengetahuan dapat memberikan harapan, menawarkan kemungkinan-kemunginan
kesejahteraan hidup yang jauh lebih besar bagi umat manusia hingga pada
kemakmuran material ang akan dapat mencipakan kemurahan hati sehingga dapat
disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan dapat menciptakan masyarakat yang enlightened,
hanya bila masyarakat tersebut mengikuti rasionalitas ilmu pengetahuan yang
taat pada rasio atau memiliki watak intelektual yang baik.
0 komentar:
Post a Comment