My Beloved Family

My Beloved Family
"The love of a family is life's greatest blessing" -anonim-

Tuesday, September 1

Strategy: An Absolute Imperative for Survival



Trisfani Rahmawati
NIM. 071414553007
Program Studi Magister S2 Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Airlagga Surabaya

Question no 1 : Meskipun strategi diakui sangat sulit didefinisikan-- notoriously to define, (Murray & Grimsley, 1994) tetapi strategi pada dasarnya mutlak diperlukan demi kelangsungan hidup—an absolute imperative for survival (Bhattacharya, 2007).

            Apa itu strategi? Pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan dasar yang menjadi kunci dari studi megenai strategi. Terdapat banyak pemaknaan terhadap istilah dan konsep dari pada strategi itu sendiri. Selain itu, strategi juga mencakup kajian di berbagai bidang seperti misalnya ekonomi dan militer. Seperti yang dikemukakan Gray, strategi memang pertama kali dikenalkan oleh dunia militer dimana terkait dengan perang dan perkembangan militer.[1] Dalam domain militer strategi digunakan untuk mengatur dan memberi komando pasukan di medan perang dengan tujuan memenangkan perang dan menyebabkan kerusakan maksimal terhadap musuh dimana diistilahkan dengan The Art of Leading Army. Studi mengenai strategi tidak hanya sebatas itu, strategi juga melibatkan hubungan diantara politik internasional (international politic), geostrategi, diplomasi, ekonomi internasional (economic international), kekuatan militer (military power), peran dari kecerdasan (role of intelligence) dan kerjasama keamanan dan pertahaan (cooperation for security and defence).
Luasnya cakupan strategi menjadikan banyaknya definisi mengenai strategi sehingga secara fundamental strategi diakui sangat sulit didefinisikan (notoriously to define).[2] Walaupun demikian, pasca Perang Dingin, timbul banyak anggapan bahwasanya dalam segala aspek kehidupan sebenarnya sangat membutuhkan strategi. Seperti yang dikemukakan Bhattacharya, strategi mutlak diperlukan demi kelangsungan hidup (an absolute imperative for survival).[3] Penting dan urgensinya strategi dalam survival menjadikan studi dari strategi ini menjadi pembahasan yang menarik untuk dikaji lebih dalam. Di dalam tulisan ini, akan coba dikemukakan strategi melalui dua persepktif yaitu Murray & Grimsley dan Bhattacharya dan akan disimpulkan hubungan diantara keduanya sehingga dapat menjelaskan bagaimana strategi bisa menjadi hal yang sangat penting dan mutlak digunakan demi kelangsungan hidup.
           
A Brief Introduction of Strategy
Seperti yang disebutkan di atas, pengertian dari pada strategi meluas melalui banyak pendekatan dan bersifat parsial. Dalam kamus Oxford, strategi didefinisikan sebagai The art of planning and directing military activity in a war or battle. Dari sana terlihat bahwa strategi sangat kuat dengan nuansa violance  dalam militer dan sangat dekat dengan realis. Padahal strategi tidak dapat berdiri sendiri namun ditopang dengan kajian-kajian ilmu yang lain. Artinya gagasan mengenai strategi tidak sama di setiap kajian ilmu. Dalam kajian militer, strategi yang dimaksud tentunya tidak sama dengan yang ada pada kajian bisnis misalnya. Luasnya pandangan mengenai strategi menjadikan munculnya para ahli teori strategi yang mendefinisikana dan mengklasifikasikan strategi menurut pandangan dan pendekatan masing masing. Seperti Porter, Murray & Grimsley, Bhattacharya, Sun Tzu, Clausewitz,  dan sebagainya.
Sebelum kita membahas strategi lebih jauh, kita perlu mengetahui perbedaannya dengan apa yang disebut taktik. Karena terkadang, kedua istilah tersebut dianggap sebagai hal yang sama pdahal keduanya berbeda namun tetap saling berhubungan. Menurut bahasa, strategi berasal dari kata startegos yang berarti the art of the general or generalship sedangkan taktik berasal dari kata taktike yang berarti organizing the army. Berbagai istilah, definisi dan klaim atas starategi mengarahkan pada definisi umum. Strategi merupakan suatu produk planning dari sebuah intelektual yang bertujuan untuk mencapai suatu goal atau hasil tertentu bahkan secara maksimal dan praktikalnya diterjemahkan dalam taktik. Jadi dapat dikatakan taktik merupakan bagian dari strategi dimana strategi bersifat filosofis dan taktik bersifat praktikal.
            Dalam tulisannya, Sun Tzu mengemukakan[4] : “Strategy without tactics is the slowest road to victory. Tactics without strategy is the noice before defeat”. Dari sana dapat kita lihat bahwa strategi dan taktik, keduanya saling berkaitan satu sama lain. Untuk lebih jelasnya, kita bisa mencoba mengambil kasus di bidang militer mengenai peperangan. Pihak dengan pasukan yang lebih banyak belum tentu dapat memenangkan peperangan karena pemilihan taktik yang tidak dibarengi dengan strategi yang tepat. Dengan strategi yang tepat kita mampu memilih taktik yang baik sehingga kemenangan dapat diraih. Jadi strategi lebih ke arah art of war sedangkan taktik lebih ke act of war dan skill.

Strategy on Murray & Grimsley and Bhattacharya’s Perspective
strategy is a process, a constant adaptation to shifting conditions and circumstances in a world where chance, uncertainty, and ambiguity dominate.”
- Murray & Grimsley
            Konsep strategi dari pandangan Murray & Grimsley berangkat dari asumsi bahwa kondisi dunia didominasi oleh ketidakpastian dan dominasi ambiguitas. Hal itu menjadikan diperlukannya strategi sebagai langkah adaptif untuk dapat bertahan dimana langkah-langkah tersebut disesuaikan dengan situasi dan konstelasi internasional yang dinamis tadi.[5] Teradapat aspek-aspek yang penting yang mempengaruhi tingkat relevansi sebuah strategi. Aspek tersebut adalah kondisi ekonomi, geografi, aspek historis, ideologi dan kultur strategis. Murray & Grimsley juga menjelaskan pemikiran mereka mengenai apa yang disebut strategy thinking yang mana berawal dari definsi yang dikemukakan Liddle Hart bahwa strategi merupakan art of distributing and applying military means to fulfill the ends of policy.[6] Artinya memang strategi sendiri berada diantara military dan policy dimana digunakan untuk menjembatani keduanya. Terdapat keunikan yang disampaikan mengenai konsep strategi yang disampaikan oleh Murray & Grimsley, dimana pendekatan yang mereka gunakan lebih ke arah militer.
            Sedangkan menurut Bhattacharya terdapat enam kesalahpahaman umum dalam mengartikan strategi.[7] Keenam persepsi ini muncul dari strategi hasil, tindakan, skala, efisiensi operasional, rencana bisnis, dan fokus pada kompetisi. Di dalam pelaksanaan strategi timbul 3 hal pertanyaan yaitu ‘dimana’ yang mengarah pada tujuan yang dicari, ‘bagaimana’ yang mengarah pada petunjuk ataupun cara mendapatkan hasil dan tujuan serta ‘apa’ yang digunakan untuk mengatur kegiatan yang harus dilakukan. Menurut Bhattacharya ‘bagaimana’ disini tidak memberitahu apa yang harus dilakukan, namun hanya menunjukkan arah dan cara agar tujuan tercapai. Jika Murray & Grimsley melihat strategi ke arah pendekatan militer, Bhattacharya melihat strategi lebih ke arah bisnis dimana membahas mengenai strategi produksi, operasional pasar hingga marketing. Melalui pendekatan ini Bhattacharya bisa mengklasifikasika mana yang termasuk strategi dan mana yang bukan. Seperti contoh yaitu pada pengelolaan marketing dengan cara hurting competition. Menurut Bhattacharya, Tindakan yang bertujuan untuk membunuh pesaing bukanlah strategi karena strategi memiliki rasionalisasi jangka panjang.
            Kedua perspektif di atas setidaknya dapat menggambarkan pengertian dan definisi strategi dari dua hal yang berlainan. Murray & Grimsley dengan pendekatan miiternya dan Bhattacharya dengan pendekatan bisnisnya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa studi megenai strategi sangat luas dan bersifat parsial. Karena sifat parsialnya tersebut, strategi menjadi sebuah confusing word karena memang di dalam penggunaannya semakin meluas dan digunakan di berbagai konsep disiplin ilmu. Seperti juga yang diungkapkan Murray & Grimsley bahwa strategi is notoriously to define yaitu diakui sangat sulit didefinisikan.


The Debates: Is Strategy Necessary ?
            Perdebatan lainnya yang tak kalah penting mengenai strategi adalah kegunaan dari pada strategi itu sendiri. Apa memang benar strategi merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan demi kelangsungan hidup? Sebegitu penting dan utamanya kah strategi? Untuk menjawabnya, sebelumnya kita harus mengkaji mengapa strategi bisa menjadi sebuah studi yang tidak bisa dipelajari dan didefinisikan secara utuh. Dalam arti, strategi terdiri dari bagian-bagian atau parsial. Menurut analisa penulis, banyaknya perkembangan strategi yang bersifat parsial dikarenakan setidaknya oleh tiga hal. Yang pertama adalah ‘kebutuhan’. Kebutuhan mendorong kita untuk berfikir bagaimana mengatasi berbagai macam kebutuhan tersebut agar bisa terpenuhi secara maksimal. Berbagai macam kebutuhan muncul dan bercabang dengan tidak terbatas. Dapat kita lihat bahwa pemenuhan kebutuhan merupakan tujuan atau goal. Dan untuk mendapatkan hal itu, kita memerlukan strategi. Kebutuhan juga menjadi tatangan tersendiri bagi pemenuhan ketepatan strategi.
            Yang kedua adalah adanya kesulitan mengembangkan strategi secara utuh. Strategi tidak bisa berdiri sendiri namun ditopang dengan beberapa studi ilmu yang lain. Misalnya saja dalam strategi militer, diperlukan strategi-staregi di bidang politik misalnya untuk menopangnya. Alasan ketiga mnegapa studi mengenai strategi yang banyak berkembang bersifat parsial adalah adanya perkembangan teknologi dimana perkembangan ini menuntut segala hal perlu diklasfikasikan untuk menyesuaikannya termasuk strategi. Karena strategi bersifat parsial, maka strategi sangat sulit didefinisikan. Walaupun demikian, strategi dapat ditemukan dan diterapkan di semua aspek. Itulah sebabnya mengapa strategi merupakan hal yang mutlak diperlukan. Karena memang di era globalisasi ini, tantangan yang dihadapi kian beragam dan bersifat dinamis. Keadaan dunia bisa berubah sewaktu-waktu. Itulah sebabnya mengapa kita memerlukan strategi untuk bertahan atau untuk survival. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukan oleh Bhattacharya bahwa strategi pada dasarnya mutlak diperlukan demi kelangsungan hidup. Strategi memang tidak bisa dijalankan secara ideal terus menerus. Bahkan diklaim an ideal startegy is only just on textbook. Dalam arti tidak mungkin ada unlimited resources sebagai sumber daya yang digunakan dalam strategi untuk mencapai tujuan.

Kesimpulan
            Strategi merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Cara tersebut dilakukan melalui pemakaian sumber daya atau resources secara maksimal. Definisi strategi berangkat dari pandangan militer dan berkembang di berbagai kajian studi. Strategi menurut kajian studi yang satu tidak sama dengan kajian studi yang lain. Namun dapat digunakan beriringan karena memang strategi tidak dapat berdiri sendiri. Strategi dan taktik merupakan dua hal yang berbeda. Strategi merupakan suatu produk planning dari sebuah intelektual yang bertujuan untuk mencapai suatu goal atau hasil tertentu bahkan secara maksimal sedangkan taktik merupakan bentuk praktikalnya. Murray & Grimsley and Bhattacharya memiliki dua perspektif yang berbeda terhadap strategi. Murray & Grimsley mengambil sisi militer dan Bhattacharya mengambil sisi bisnis. Luasnya kajian strategi menjadikan startegi susah untuk didefinisikan. Namun di era globalisasi ini, tantangan semakin beragam dan startegi diperlukan untuk membantu kita mencapai segaal tujuan kita yang beragam di segala aspek. Oleh sebab itu, strategi pada dasarnya mutlak diperlukan demi kelangsungan hidup.













Daftar Pustaka
Bhattacharya, V.N. 2007. What Strategy is Not. European Business Forum. No. 30.
Gray, Colin S. 1999. Modern Strategy. Oxford: Oxford University Press.
Hart, B.H. Liddle, 1991. ”The Concentrated Essence of Strategy And Tactics”, dalam Strategy: The Classic Book on Military Strategy. London: Meridian, pp. 334-337.
Murray, Williamson and Mark Grimsley, 1994. Introduction: On Strategy, dalam Williamson Murray, MacGregor Knox and Alvin Bernstein, eds., The Making of Strategy: Ruler, States and War. Cambridge: Cambridge University Press, pp. 1-23.
Porter, Michael E. 1996. What is Strategy?. Harvard Business Review, November-December, pp 61-78.
Tzu, Sun.1998. The Art of War. Hertfordshire: Wordworth Classic of World Literature.

Materi kuliah STKS tanggal 24 Nov, 16 Mar dan 23 Mar 2015. Ppt dan catatan pribadi dengan pengampu Dra. Baiq Wardhani M.A. P.hD. dan Vinsensio Dugis P.hD.





(Jumlah kata : 1601)


[1] Gray, Colin S. 1999. Modern Strategy. Oxford: Oxford University Press.
[2] Murray, Williamson and Mark Grimsley, 1994. Introduction: On Strategy, dalam Williamson Murray, MacGregor Knox and Alvin Bernstein, eds., The Making of Strategy: Ruler, States and War. Cambridge: Cambridge University Press, pp. 1-23.
[3] Bhattacharya, V.N. 2007. What Strategy is Not. European Business Forum. No. 30.
[4] Tzu, Sun.1998. The Art of War. Hertfordshire: Wordworth Classic of World Literature
[5] Ibid.
[6] Hart, B.H. Liddle, 1991. ”The Concentrated Essence of Strategy And Tactics”, dalam Strategy: The Classic Book on Military Strategy. London: Meridian, pp. 334-337.
[7] Ibid.

0 komentar:

Post a Comment