BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Ilmu dan kehidupan merupakan dua hal yang saling
berkaitan satu sama lain. Semua manusia di muka bumi pasti secara langsung
maupun tidak langsung mempelajari ilmu. Filsafat ilmu hadir sebagai slaah satu
satu sarana pemikiran mempelajari ilmu. Di dalam mempelajari filsaat ilmu,
terkandung berbagai makna dan cara untuk mencoba memahami ilmu itu sendiri
lebih dalam. Tujuannya tidak lain adalah untuk dapat diaplikasikan ke dalam
kehidupan itu sendiri. Karena memang pada dasarnya, untuk mencapai suatu
kehidupan yang baik dan benar, diperlukan suatu pedoman dan dasar, yaitu ilmu
itu sendiri.
Manusia dikaruniai akal pikiran dan keinginan untuk
selalu ingin mengetahui dan mencari kebenaran. Untuk itu manusia selalu berupaya
menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahamannya dari berbagai segi
kenyataan yang ingin dicari tahu kebenarannya.
Apabila manusia telah menemukan suatu kebenaran, hal tersebut dapat
digunakan sebagai dasar yang akan membawa mereka untuk memperbaiki kehidupan.
Jadi ilmu itu sendiri amatlah penting bagi kehidupan sehari-hari. lmu boleh diumpamakan pelita yang
menerangi kegelapan hidup manusia. Kita haruslah sedar bahawa ilmu itu adalah
sumber segala yang kita ada sekarang. Selain itu juga yang terpenting, ilmu dan
kemahiran yang ada pada seseorang itu juga dapat memberikan manfaat kepada
orang lain.
Melalui makalah ini, penulis akan mencoba membahas
mengenai hubungan ilmu dan kehidupan, serta sikap dan pandangan masyarakat
terhadap ilmu itu sendiri. Selain itu akan coba dibahas fungsi dan manfaat ilmu
dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana aplikasinya.
1.2
Rumusan
Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dibut rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu Ilmu
2. Sikap masyarakat terhadap ilmu
3. Fungsi ilmu dalam kehidupan sehari-hari
BAB
1I
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Ilmu, Apa itu ilmu ?
Ketika kita mencoba
mencari pengertian dari ilmu, terdapat berbagai macam dan pendapat mengena
definisi ilmu itu sendiri. Pengertian ilmu menurut kamus besar Bahasa Indonesia
(Depdikbud 1988) memiliki dua pengertian, yaitu :
1.
Ilmu diartikan sebagai
suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala
tertentu dibidang (pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan,
ilmu ekonomi dan sebagainya.
2.
lmu diartikan sebagai
pengetahuan atau kepandaian, tentang soal duniawi, akhirat, lahir, bathin, dan
sebagainya, seperti ilmu akhirat, ilmu akhlak, ilmu bathin, ilmu sihir, dan
sebagainya.
Sedangkan pengertian ilmu menurut
beberapa ahli adalah :
1.
Menurut Nazir,
Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari
mana dapat disimpulkan dalil – dalil tertentu menurut kaidah – kaidah umum.
2.
Menurut Shapere,
konsepsi ilmu pada dasarnya mencakup tiga hal yaitu adanya rasionalitas, dapat
digeneralisasi dan dapat disistematisasi.
3.
Menurut Schulz,
Pengertian ilmu mencakup logika, adanya interpretasi subjektif dan konsistensi
dengan realitas sosial.
4.
Menurut Minto Rahayu, Ilmu adalah pengetahuan yang telah
disusun secara sistematis dan berlaku umum, sedangkan pengetahuan adalah
pengalaman yang bersifat pribadi/kelompok dan belum disusun secara sistematis
karena belum dicoba dan diuji
5.
Menurut
Popper, Ilmu adalah tetap dalam keseluruhan dan hanya mungkin
direorganisasi.
6.
Menurut
Dr. H. M. Gade, Ilmu adalah falsafah. yaitu hasil pemikiran tentang
batas-batas kemungkinan pengetahuan manusia
7.
Menurut
M. Izuddin Taufiq, Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui
pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat,
landasan dasar ataupun asal usulnya.
8.
Menurut
Thomas Khun, Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak
penemuan, bail dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya.
9.
Menurut
Dr. Maurice Bucaille, Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal,
baik dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.
10.
Menurut
NS. Asmadi, Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses
mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah).
11.
Menurut
Poespoprodjo, Pengertian
Ilmu adalah proses perbaikan diri secara bersinambungan yang
meliputi perkembangan teori dan uji empiris.
12.
Menurut
Fancis Bacon, Ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan hanya
fakta-fakta yang dapat menjadi objek pengetahuan.
13.
Menurut
Charles Singer, Ilmu adalah suatu proses yang membuat pengetahuan (science
is the process which makes knowledge)
Dari semua
pendapat dan definisi tentang Pengertian Ilmu di atas kita dapat menyimpulkan
bahwa Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha
berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah
produk dari epistemologi.
Secara
Etimologi, Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam
kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu
pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial,
dan sebagainya.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu
merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada
persyaratan ilmiah
sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu
banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
Ilmu harus memiliki
objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat
hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat
bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam
mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu
dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan
subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2. Metodis
Metodis adalah
upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya
penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu
untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani
“Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode
tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis
Dalam
perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus
terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk
suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, dan mampu
menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang
tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu
yang ketiga.
4. Universal
Kebenaran yang
hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat
tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan
syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar
ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam
mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
Menurut John G. Kemeny, Ilmu merupakan semua
pengetahuan yang dikumpulkan dengan metode ilmiah. Dari pernyataan tersebut
jelas bahwa ilmu merupakan hasil/produk dari sebuah proses yang dibuat dengan
menggunakan metode ilmiah sebagai suatu prosedur. Proses yang dilakukan untuk
menghasilkan suatu ilmu bukan merupakan proses pengolahan semata tetapi merupakan
suatu rangkaian aktivitas ilmiah/penelitian terhadap suatu hal yang dilakukan
oleh sekelompok orang yang dikenal dengan istilah ilmuan(scientist) yang bersifat rasional, kognitif dan teleologis
(memiliki tujuan yang jelas).
Secara lengkap
menurut The Liang Gie Definisi Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia
yang rasional dan kognitif dengan metode berupa aneka prosedur dan tata langkah
sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala –
gejala kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai
kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan
penerapan (The Liang Gie, 130).
Suatu ilmu harus
bersifat empiris (hasil dari panca indera/percobaan), sistematis (memeiliki
keterkaitan yang teratur), objektif (bukan hasil prasangka), analitis dan
verifikatif (bertujuan mencari kebenaran ilmiah). Ilmu memiliki pokok persoalan
(objek) dan fokus perhatian. Sebagai contoh ilmu alam. Ilmu alam memiliki pokok
persoalan terkait dengan alam dengan beberapa fokus perhatian seperti fisika,
kimia, biologi, dll.
Ilmu berbeda
dengan pengetahuan. Pengetahuan merupakan kumpulan fakta yang merupakan bahan
dari suatu ilmu, sedangkan ilmu adalah suatu kegiatan penelitian terhadap suatu
gejala ataupun kondisi pada suatu bidang dengan menggunakan berbagai prosedur,
cara, alat dan metode ilmiah lainnya guna menghasilkan suatu kebenaran ilmiah
yang bersifat empiris, sistematis, objektif, analisis dan verifikatif.
Jadi penulis
dapat menyimpulkan Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan
yang disusun secara sistematis, yang didapat dari rasa ingin tahu manusia akan
kebenaran dengan menggunakan metode-metode tertentu.
2.2 Sikap
Masyarakat Terhadap Ilmu
Manusia merupakan makhluk sosial dan hidup berdampingan dengan yang
lainnya. Manusia
membutuhkan orang lain untuk dapat membentuk dan mengembangkan dirinya sehingga
dapat hidup secara lebih baik; lebih bijaksana dan lebih kritis. Dan kehidupan lebih baik merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh manusia dalam
kehidupannya. Untuk mencapai hidup secara lebih baik manusia perlu untuk
dibentuk atau diarahkan. Pembentukan manusia itu dapat melalui pendidikan atau
ilmu yang mempengaruhi pengetahuan tentang diri dan dunianya, melalui kehidupan
sosial atau polis, dan melalui agama. Di dalam kehidupan bermasyarakat, ilmu dipandang merupakan sesuatu hal
yang penting, bahkan wajib dimiliki. Seseorang akan mendapatkan status sosial
yang tinggi apabila ia memiliki ilmu yang tinggi pula, karena ilmu yang
dimiliki dapat membantu meningkatkan taraf kehdupan manusia menjadi lebih baik.
Dewasa ini, ilmu dianggap sebagai hal yang kurang diprioritaskan, Semua orang sebenarnya tahu bahawa ilmu
sangat penting dan dilihat dari segi agama, wajib untuk dicari. Tetapi masih
ada negara yang mempunyai masyarakat dengan kadar buta huruf yang tinggi di
kalangan penduduknya. Negara ini juga akan ketinggalan jauh jika dibandingkan
dengan negara maju. Mereka tidak dapat membendung atau menyelesaikan masalah
buta huruf kerana daya kesadaran masyarakat untuk kepentingan mencari ilmu amatlah kurang dan
lemah. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut, adalah kemiskinan.
Namun kemiskinan bukanlah faktor tunggal yang menghambat berkurangnya antusias
masyarakat di dalam ilmu itu sendiri. Faktor lainnya adalah argumentasi dan
cara pandang maupun pemikiran masyarakat itu sendiri.
Seiring
dengan meningkatnya globlisasi, pertumbuhan perekonomian, politik, dan
pertumbuhan di segala bidang ikut meningkat. Hal tersebut mendorong masyarakat
untuk melakukan segala macam usaha dan upaya bagaimana bertahan hidup dan
melangsungkan kehidupannya. Ilmu tidak lagi dipandang sebagai satu-satunya
dasar menjalankan kehidupan. Ilmu yang dimaksud di sini adalah ilmu secara
akademis. Manusia dengan tingkat finansial rendah, dalam hal ini masyarakat
kecil yang terjerat dengan kemiskinan, mulai mencari jalan lain dan dasar lain
untuk menopang kehidupannya. Ilmu akademis bukan lagi menjadi hal yang wajib.
Mereka akhirnya mencoba mencari ilmu yang lain yang bisa didapatkan dengan
mudah, yaitu Kemahiran dan pengalaman. Di dalam situasi yang mendesak, manusia
akan dapat mengeluarkan kemampuan maksimalnya, dan dari kebiasaan maka
kemampuan dasar yang dimiliki akan semakin terasah. Hal tersebutla yag disebut
kemahiran dan pengalaman. Kedua hal tersebut yang pada akhirnya dijadikan dasar
baru pengganti ilmu akademik.
Sikap
masyarakat tehadap ilmu, berubah dari masa ke masa ditinjai dari situasi yang
dihadapi juga sudut pandang pribadi masyarakat itu sendiri. Bagi masyarakat
yang secara sukses menjalankan kehidupannya, mendapatkan pekerjaa yang sesui
dengan ilmu akademis yang telah diambilnya, maka masyarakat tersebut akan
menganggap bahwa ilmu merupakan suatu hal yang penting di dalam kehidupannya.
Tanpa ilmu, dia tidak akan memperoleh jalan menuju kesuksesan hidup. Ilmu
dipandangnya sebagai suatu hal dasar yang wajib dimiliki untuk mendapatkan
kehidupan yang baik. Sikap dia terhadap ilmu akan sangat membanggakan. Dia akan
berusaha terus mencari ilmu setinggi-tingginya karena sangat berpengaruh bagi
tingkat khualitas hidupnya yang lebih baik.
Namun
bagi masyarakat yang lain, dimana masyarakat tersebut juga menganggap pencarian
ilmu itu sebagai sesuatu yang penting, namun belum berhasil mengaplikasikannya
maka anggapan masyarakat tersebut akan pentingnya ilmu, akan memudar dan
mempengaruhi sikapnya dalam menilai ilmu itu sendiri. Sebagai contoh, seorang
sarjana di bidang khusus, kemudian, dia memperoleh pekerjaan di bidang lain
yang bertolak belakang dengan ilmu akademis yang telah dipelajarinya selama
ini. Dia akan memandang ilmu bukan satu-satunya hal yang paling dasar dan
mutlak dimiliki yang mempengaruhi kehidupannya.
Dua
contoh di atas menunjukkan sikap masyarakt terhadap ilmu. Ilmu memang sampai
kapanpun akan dianggap sebagai hal yang penting dan dasar untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik, namun sikap masyarakt terhadap ilmu, sangat
bergantung pada bagaimana situasi dan kondisi yang mereka hadapi, serta peranan
padangan pribadi masyarakat terhadap ilmu. Pandangan tersebut biasanya
dipengaruhi oleh bagaimana segala bentuk
ilmu yang telah dipelajari berpengaruh bagi pribadi kehidupan masyarakat itu
sendiri.
2.3 Fungsi Ilmu
dalam Kehidupan Sehari-hari
Fungsi ilmu dalam kehidupan memang sangat penting karena dengan ilmu maka hidup menjadi
lebih mudah dan terarah. Lahirnya dan berkembangnya Ilmu telah banyak membawa
perubahan dalam kehidupan manusia, terlebih lagi dengan makin intensnya
penerapan Ilmu dalam bentuk teknologi yang telah menjadikan manusia lebih mampu
memahami berbagai gejala serta mengatur kehidupan secara lebih efektif dan
efisien. Hal itu berarti bahwa ilmu mempunyai dampak yang besar bagi kehidupan
manusia, dan ini tidak terlepas dari fungsi dan tujuan ilmu itu sendiri di
dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu digunakan sebagai dasar dari manusia untuk
mengatasi masalah dalam kehidupannya.
Pengetahuan termasuk dalam hal iini ilmu, pada dasarnya
memiliki tiga landasan pengembangan, yaitu ontologis epistemologis dan
aksiologis. Ontologis membahas tentang apa yang ingin diketahui atau dengan
kata lain merupakan suatu pengkajian mengenai teori tentang ada. (ruang
lingkup). Epistemologis membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat
dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan. Bagaimana batas dan ruang lingkup
sebuah konsep mempertajam sesuatu. Aksiologis merupakan bagian dari kebunaan
ilmu dan membahas tentang manfaat pengetahuan yang diperoleh manusia dari
pengetahuan yang diperolehnya.
Manfaat ilmu bagi manusia tidak terhitung jumlahnya..
Dari waktu ke waktu ilmu telah mengubah manusia dan peradabannya. Kehidupan
manusia pun menjadi lebih dinamis dan berwarna. Dengan ilmu, manusia
senantiasa: mencari tahu dan menelaah bagaimana cara hidup yang lebih baik dari
sebelumnya, manusia juga menemukan sesuatu untuk menjawab setiap
keingintahuannya dan menggunakan penemuan-penemuan untuk membantu dalam
menjalani aktivitas sehari-hari. Manusia pun menjadi lebih aktif mengfungsikan
akal untuk senantiasa mengembangkan ilmu yang diperoleh dan yang dipelajarinya.
Selain itu berkat ilmu, manusia menjadi tahu sesuatu dari yang sebelumnya tidak
tahu. Selain itu juga dapat melakukan banyak hal di berbagai aspek kehidupan
dan menjalani kehidupan dengan nyaman dan aman
Ditijau dari segi agama, orang yang berilmu akan
ditinggikan derajatnya, mendapat seluruh kebaikan dan mendapat pahala yang
tidak terputus. Dalam kehidupan ini, kita tidak pernah lepas dari
ujian dan permasalahan. Namun, hanya orang berilmu yang dapat menyelesaikan
dengan baik. Bahkan, dengan ilmu tersebut tak jarang orang berilmu
mengajarkannya kepada orang lain sehingga ia mendapatkan kebaikan yang banyak.
Jadi fungsi ilmu memang tidak lepas dari kehidupan sehari-hari. Dimanapun dan
kapanpun serta bahkan pada situasi sekecil apapun, implikasi pemanfaatan ilmu
akan terlihat secara nyata di dalam kehidupan kita. Segala ilmu kita manfaatkan
dan kita aplikasikan untuk memperoleh kemudahan-kemudahan mengendalikan
segalanya, termasuk mengendalikan alam. Kita harus tahu bahwa ilmu sebenarnya
besifat netral, tidak mengenal baik dan buruk. Kita sebagai manusialah adalah
penentunya.
Pemanfaatan
ilmu di dalam kehidupan sehari-hari harus sesuai etika karena apabila tidak
menggunakan etika maka ilmu tersbut akan berubah fungsinya menjadi penghasil
bencana. Misalnya ilmu pengetahuan mengenai teknologi nulir yag digunakan untuk
menyerang negara lain. Sehingga akhirnya banyak terjadi kerusakan ekologi dan
sosial dan banyaknya koban yang ditimbulkan. Maka dari itu fungsi ilmu dalam
kehidupan sehari-hari harus diaplikasikan sejalan dengan etika yang berlaku
dalam masyarakat agar dicapai keinginan selaras dan dapat mengembangakan
kehidupan pribadi dan masyarakt dengan baik.. Sesuai dengan salah satu pepatah Nelson
Mandela yang berbunyi “knowledge and education is the most powerful
weapon. We can use to change the world”. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
dengan mempelajari dan memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya, kita dapat mengubah
peradaban dunia menjadi lebih baik. Dan hal tersbut dapat dimulai dengan
pemanfaatan fungsi ilmu itu sendiri di dalam kehidupan sehari-hari.
BAB
III
ANALISIS
DAN KESIMPULAN
Setelah pembahasan yang dijabarkan pada bab
sebelumnya, kemudian pada bab ini penulis akan menjawab pertanyaan yang tertera
dalam rumusan masalah. Hakikat pengertian ilmu itu sendiri adalah, ilmu
merupakan kumpulan pengetahuan yang bersumber dari keingintahuan manusia
sebagai usahanya untuk mencari kebenaran, yang disusun secara sistematis dengan
menggunakan metode-metode tertentu dimana pada akhirnya, hasil yang diperoleh
dikelompokkan dalam masing-masing bidang keilmuan dan berfungsi untuk digunakan
manusia sebagai pedoman dan dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah dan
rintangan dalam hidupnya agar lebih baik dan selaras.
Sikap masyarakat
terhadap ilmu bergantung pada bagaimana
ilmu berimplikasi dan berpengaruh terhadap kehidupan pribadi masyarakat itu
sendiri. Apabila di dalam kehidupan, ilmu bermanfaat secara totalitas dan
selaras, dalam hal ini, ilmu akademis yang diambil atau dipelajari diperoleh
manfaatnya secara langsung dalam bentuk penyelesaian masalah ataupun ilmu yang
diperoleh dapat dimanfaatkan dalam pekerjaan yang dijalani, maka ilmu akan
dipandang sebagai sesuatu yang menjadi patokan dan wajib dipelajari sehingga
berimplikasi langsung pada sikap masyarakat untuk menghargai ilmu itu sendiri
dan berlomba-lomba untuk terus mencari dan meningkatkan keilmuannya.
Sedangkan sebaliknya,
bagi masyarkat dimana di dalam kehidupannya, fungsi ilmu sebagai dasar
tergantikan oleh pengalaman maupun keahlian, dimana juga oleh beberapa
masyarakat yang terkena kemiskinan atau faktor lain yang menghambat
diperolehnya ilmu secara maksimal, maka ilmu akan dipandang hanya sebagai
pelengkap dan bukan sebagai suatu hal yang krusial yang harus ada pada tiap
individu. Dampaknya terhadap sikap masyarakat adalah keingintahuan dan daya juang
masyarakat akan kebenaran menjadi melemah, selain itu masyarakat tidak lagi
berlomba-lomba mencari ilmu namun mencoba mencari jalan lain bagaimana
melangsungkan kehidupannya secara baik walau tanpa ilmu akademik. Namun
pemikiran tersebut hanya sebuah pemikiran sekilas karena pengalaman dan
keahlian juga dapat dinilai sebagai bagian dari ilmu. Jadi pada dasarnya, sikap
masyarakat terhadap ilmu adalah sangat membutuhkan dan ilmu tetap dianggap
sebagai sesuatu yang penting bagaimanapun bentuk ilmu itu sendiri.
Fungsi ilmu dalam
kehidupan sehari-hari sudah terbukti sangat penting dan tidak terbatas
jumlahnya. Ilmu membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik karena dengan
ilmu, manusia mampu mengatasi berbagai macam kesulitan dan hambatan, bahkan
menguasai segalanya, termasuk alam. Ilmu mampu mengubah peradaban manusia dari
masa ke masa, dari peradaban sulit menjadi peradaban yang lebih baik dan
canggih dengan perkembagan teknologoi. Perkembangan teknologi merupakan hasil
dari implikasi keingintahuan manusia untuk terus berlomba-lomba meninggikan
keilmuannya dan mengembangkan ilmu yang telah ada. Perkembangan ilmu yang baik
juga harus didasari dengan etika yang baik agar ilmu yang diaplikasikan dapat
bermanfaat dengan baik. Dengan begitu,
ilmu dan kehidupan sangat erat kaitannya satu sama lain. Untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik, diperlukan ilmu dan pengembangannya. Dan studi
mengenai pemahaman ilmu lebih dalam, salah satunya dapat dipelajari melalui
filsafat ilmu.
DAFTAR PUSTAKA :
Bagus, Lorenz, Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia, 2002).
Bakker, J. W. M., Filsafat Kebudayaan (sebuah pengantar), cet. ke-12 (Yogyakarta:
Kanisius, 2004).
Montolalu, John, Filsafat Budaya (Catatan Kuliah Untuk Mahasiswa), (Pineleng:
STF-SP, 2007).
Montolalu, John, Filsafat Ilmu (Catatan Kuliah Untuk Mahasiswa), (Pineleng: STF-SP,
2007).
Sumartana, Th., Ecce Homo, (Jakarta: Aurora, 1994)
Magnis-Suseno, Franz, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis, (Yogyakarta: Kanisius, 1992).
Online referensi
: diakses pada tanggal 25 Oktober 2014
http://www.ilmusipil.com/fungsi-ilmu-dalam-kehidupan
Lampiran
Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas
Airlangga
Surabaya
----------------------------------------------------------------------------------------------------UJIAN TENGAH
SEMESTER
FILSAFAT
ILMU PHS601
Semester
Gasal 2014/2015
Take Home Exam, Tugas Individu
PJMK : Prof.Dr. L Dyson P, Drs., M.A.
1. Buatlah makalah mengenai :
a.
Apa
itu Ilmu.
b.
Sikap
masyarakat terhadap Ilmu.
c.
Fungsi
Ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
2. Perhatikan teknik menulis ilmiah
Tugas di kumpulkan pada tanggal 27 Oktober 2014
0 komentar:
Post a Comment