My Beloved Family

My Beloved Family
"The love of a family is life's greatest blessing" -anonim-

Thursday, July 30

Review Trilogi Ristek-Dikti-Industri


Mata Kuliah    : FILSAFAT ILMU
Tanggal           : 21 November 2014  
 

Guru besar FT-UGM, Sudaryono menulis sebuah opini di koran kompas tanggal 6 November 2014 berjudul Trilogi Ristek Dikti-Industri. Di dalam tulisannya tersebut beliau menjelaskan tentang hubungan perkembangan riset dan teknologi serta perguruan tinggi yang disatupadukan sehingga menimbulkan kemungkinan-kemungkinan yang berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Kemungkinan-kemungkinan yang dimaksud adalah bagaiman peran ristek mempengaruhi pendidikan tinggi (dikti) di Indonesia. Terdapat dua kemungkinan dasar. Di dalam kemungkinan pertama dijelaskan bahwa ristek digunakan sebagai dasar dan pemandu perguruan tinggi. Implikasi yang dirasakan, riset akan membawa pengaruh lebih besar daripada teori dalam pembelajaran. Pandangan tersebut disebut juga paradigma deduktif. Paradigma ini mengajak mahasiswa untuk berani membangun pemikirannya melalui riset. Perguruan tinggi yang meletakkan riset sebagai ujung tombak akan mambangun mata kuliah berbasis riset dan urutan Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi: (1) Penelitian dan Pengembangan (2) Pendidikan dan Pengajaran (3) Pengabdian kepada Masyarakat.
Sedangkan kemungkinan yang kedua adalah pemikiran yang dibangun oleh Perguruan Tinggi diharapkan dapat diimplikasikan lebih jauh dan lebih inofatif. Selain itu juga dapat membawa implikasi pada penguatan tentang apa yang sudah ada. Kemungkinan yang kedua ini meletakkan riset di dalam digit kedua Tri Dharma Perguruan Tinggi sehingga urutannya menjadi: (1) Pendidikan dan Pengajaran (2) Penelitian dan Pengembangan (3) Pengabdian kepada Masyarakat. Pandangan seperti ini disebut paradigma deduktif dimana pendidikan dan pengajaran digunakan sebagai kegiatan utama untuk mendukung riset. Tipologi kedua inilah yang banyak digunakan kelompok perguruan tinggi di Indonesia sejak awal Republik Indonesia.
Kemungkinan ketiga berada di luar dua kemungkinan dasar di atas dimana kemungkinan yang bisa terjadi adalah Indonesia membuat penyesuaian mengenai bidang-bidang keilmuan dan kebutuhan lapangan. Hal tersebut disebut ‘Piramida Bidang Keilmuan’. Penyesuaian yang dimaksud adalah memangkas lulusan bidang keilmuan yang sudah berlebihan ataupun menambahkan lulusan suatu bidang keilmuan disesuaikan dengan kebutuhan. Hal tersebut tentu saja tidak lepas dari unsur ketiga yang perlu untuk dimaksukkan yaitu Industri. Industri-Industri di Indonesia dijadikan muara akhir karya ristek dan dikti. Artinya riset dan dikti diarahkan kepada produk-produk industri. Pandangan ini disebut paradigma tengah atau pragmatis. Perguruan Tinggi diorientasikan pada industri sehingga urutan Tri Darmanya menjadi: (1) Pengabdian kepada Masyarakat (2) Penelitian dan Pengembangan (3) Pendidikan dan Pengajaran.
Kemungkinan keempat adalah ketika ketiga kemungkinan di atas secara keseluruhan dapat terjadi sehingga praktik penyelenggaraan di Indonesia memiliki tiga Tipologi. Pada Intinya, Tipologi pertama adalah perguruan tinggi yang meletakkan yang meletakkan riset sebagai dasar peyelenggaraan pendidikan. Tipologi kedua menjadikan riset sebagai pendukung pendidikan dan pengajaran. Dan Tipologi ketiga yaitu perguran tinggi yang mengembangkan diri dengan berorientasi pada industri. Ketiga tipologi tersebut dapat dijadikan tipologi perguruan tinggi nasional dengan peran negara sebagai pemberi tugas kepada kelompok-kelompok perguruan tinggi tertentu sehingga implikasi nyata mengenai perubahan struktural sistem penyelenggaraan perguruan tinggi sehingga dapat membawa keuntungan seperti: perkembangan dan pengembangan ilmu yang sampai saat ini sudah berjalan dapat dipelihara, agenda-agenda serta jaringan-jaringan riset yang sudah berkembang sampai saat ini tetap dapat dipelihara dan dikembangkan dan keuntungan yang terpenting adalah perubahan ke arah Indonesia menjadi negara ‘swasembada industri’ dan ‘swadaya indusri’ melalui perubahan penyelenggaraan dan format baru kelembagaan pendidikan tinggi dapat direalisasikan.

0 komentar:

Post a Comment